Rabu, 16 Januari 2013

Meraup Untung dari beternak Lele Sangkuriang

Judul : Meraup Untung dari beternak Lele Sangkuriang
Pengarang : Warisno & Kres Dahana
Kategori : Perikanan (Lily Publisher)
Halaman : viii + 104 hlm, 16 x 23 cm
Harga : Rp. 22.500.-


Dewasa ini, kebutuhan akan ikan lele makin meningkat, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk pesta pernikahan atau perkawinan maupun untuk mnemenuhi kebutuhan rumah-rumah makan atau restoran.

Lele sangkuriang sebenarnya merupakan salah satu jenis lele dumbo yang diintroduksikan. Jika lele dumbo umur panen sekitar 100 hari, Lele Sangkuriang yang merupakan hasil persilangan lele dumbo dapat dipanen pada umur 60-70 hari. Lele sangkuriang memiliki banyak kelebihan dibandingkan lele lokal maupun lele dumbo biasa, yaitu pertumbuhan lele sangkuriang lebih cepat, umur panen lebih pendek, daya telur dan daya tetas telur tinggi, Food Conversion Ratio rendah, toleransi terhadap penyakit lebih tinggi, kualitas daging lebih baik, dan teknik budidaya mudah. Kelebihan ini menjadikan lele sangkuriang menjadi primadona di antara peternak lele saat ini.

Dalam buku ini, dibahas segala sesuatu yang bertalian dengan lele sangkuriang, mulai dari mengenal lele sangkuriang, pembuatan kolam, pembenihan, teknik pemijahan, pendederan, pembesaran, organisme penganggu, pemanenan sampai penanganan pasca panen. Selain itu disinggung juga analisa usahanya, semuanya disajikan untuk Anda para peternak lele ataupun calon peternak lele yang ingin menjadikan budidaya lele sangkuriang ini sebagai peluang usaha yang menguntungkan.

Selasa, 15 Januari 2013

Lele Sangkuriang

Lele Sangkuriang

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang dinegara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

Ikan lele juga merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversation Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Bpk Nasruddin,  Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”.

Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun 2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002-2004). Hasil perekayansaan ini (lele sangkuriang) memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat. Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp) mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004.
Hingga saat ini Lele Sangkuriang menjadi varietes unggul yang dapat melebihi kualitas Lele Dumbo, dengan perkembangannya yang lebih cepat serta kualitas daging yang lebih baik dari dumbo.

Sumber : Cahaya Kita Lele Sangkuriang

Hasil Budidaya

Benih Lele Sangkuriang
Bibit Lele Sangkuriang


Lele Sangkuriang Siap Panen





















Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang

Nasrudin, Bapak Lele Sangkuriang
Senin, 21 Desember 2009 | 10:19 WIB
KOMPAS/FX PUNIMAN
TERKAIT:


FX Puniman

KOMPAS.com - Kecebong, anak kodok, muncul di kolam, membuat Nasrudin gembira karena dia mengira kecebong itu anak ikan lele. Kegembiraannya itu sirna dan dia tersipu malu ketika diberi tahu bahwa yang dikira anak ikan lele itu adalah kecebong. Kodok betina yang masuk ke kolam tanpa diketahui, bertelur dan menetas bersama dua indukan ikan lele betina dan seekor jantan.


Itu pengalaman pertama Nasrudin (61) sejak delapan tahun lalu saat belajar beternak ikan lele.

”Kecebong disangka anak lele. Ngerakeun pisan (sangat memalukan),” kata Nasrudin, menuturkan awal usahanya menjadi peternak ikan lele delapan tahun lalu, di Saung Pertemuan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Jaya Sentosa, awal November lalu. Saung itu berdiri di tepi puluhan kolam ikan lele yang terbuat dari terpal dan tembok di lahan seluas 12.000 meter persegi di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kini, dia tak lagi dipermalukan atas ketidaktahuannya. Nasrudin sudah tersohor berkat lele sangkuriang yang mulai dikembangbiakkan pada 2001. Dia mengawali usaha beternak lele dengan benih sekitar 100.000 lele sangkuriang yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Nama sangkuriang yang diberikan itu memang diambil dari legenda Tanah Pasundan untuk menandakan lokasi asal pembiakan lele jenis tersebut.

Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985.

Petugas penyuluh pertanian dan perikanan setempat memberikan bimbingan beternak ikan secara benar. Berkat ketekunannya, Nasrudin berhasil mengembangkan ikan lele sangkuriang.

Dia kini sudah menjadi ”pendekar lele”, bukan saja mahir dalam membesarkan lele dengan jurus-jurus yang jitu, tetapi juga mampu mengobati lele yang diserang penyakit, seperti radang kulit, dengan obat herbal ramuannya sendiri. Obat ini diberikan cuma-cuma kepada yang memerlukan.

”Letkol”

Sejak 2005, dia menjadi pelatih bagi kelompok dari sejumlah daerah, termasuk sejumlah karyawan perusahaan swasta dan pemerintah menjelang pensiun yang ingin beternak lele. Namanya pun sohor menjadi ”Nasrudin Lele” dari Desa Gadog. Bahkan, kalangan pembudidaya lele dan warga setempat menjuluki Nasrudin dengan sebutan Bapak Letkol—akronim dari Lele Kolam yang dipelesetkan menjadi Letkol—sehingga dia kemudian disebut ”Letkol” Nasrudin.

Petani lele sangkuriang dari Desa Gadog ini kini lebih jauh berangan-angan membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dengan memelihara lele. ”Budidaya lele tidak terlalu sulit, teknologinya juga mudah dan tiga bulan sudah bisa dipanen. Masyarakat kecil bisa membudidayakan lele di halaman rumahnya. Cukup dengan lahan minim, hanya dengan luas 1 meter x 1 meter, serta modal Rp 75.000 untuk bibit dan pakan, sudah bisa beternak lele skala kecil,” kata Nasrudin.

Dia tak segan-segan membagi pengetahuan memelihara lele secara benar kepada mereka yang ingin membudidayakan lele. Dia juga siap membantu mereka yang datang menimba ilmu di P4S Gadog tanpa dipungut biaya.

Sejumlah petugas penyuluh pertanian dan perikanan serta pakar perikanan pun mendukung kegiatan Nasrudin membudidayakan lele sangkuriang dan melakukan pelatihan. Dukungan ini membuat Nasrudin bersemangat dan bertambah yakin akan angan-angannya untuk menjadikan Desa Gadog sebagai sentra budidaya lele sangkuriang.

Bahkan, 7 September lalu, Nasrudin diangkat menjadi Ketua Gabungan Kelompok (Gapok) Budidaya Ikan Lele Sangkuriang ”Cahaya Kita” untuk wilayah tengah Provinsi Jabar dengan pusat aktivitas di wilayah Kabupaten/Kota Bogor.

1,5 juta benih

Nasrudin yang puluhan tahun sebagai petani padi dan kemudian beralih menjadi pembudidaya lele ini, bersama kelompok pembenih lele sangkuriang yang tergabung dalam Gapok Cahaya Kita, ingin memproduksi sekitar 1,5 juta benih lele sangkuriang setiap bulan untuk memasok anggota kelompok budidaya lele sangkuriang yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang.

Dengan produksi benih sebanyak itu, kelompok budidaya/pembesar ikan lele sangkuriang diharapkan mampu memenuhi sebagian kebutuhan lele di wilayah Jakarta. Adapun kebutuhan lele di wilayah Jabotabek diperkirakan sekitar 75 ton sehari. Pemasoknya bukan saja berasal dari petani lele Jabar, tetapi juga dari Jawa Tengah.

”Saat ini boro-boro memasok ke Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Kota/Kabupaten Bogor saja kekurangan. Kami peternak lele sangkuriang di daerah Gadog dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, baru mampu memproduksi sekitar 3 ton per hari dari kebutuhan sekitar 10 ton,” kata ”Letkol” Nasarudin. Dari kolamnya sendiri, Nasrudin baru mampu memasok sekitar 2 ton per minggu kepada pelanggannya. Lele sangkuriang dijual Rp 10.500-Rp 11.000 per kilogram.

Masa depan budidaya lele cukup cerah. Apalagi, menurut Muhamad Abduh Nur Hidayat, anggota staf Ditjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, ikan lele akan dijadikan komoditas ketahanan pangan. Konsepnya kini sedang disiapkan. Ikan lele saat ini sudah digemari oleh kalangan bawah sampai atas. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat mempromosikannya dengan menikmati ikan lele di kampung lele Boyolali, Jateng, tahun 2007.

Andil pedagang tenda pecel lele di Jabotabek dan daerah lainnya cukup besar dalam meningkatkan produksi ikan lele. ”Sekarang lele juga dijual di restoran, bahkan sampai ke daerah Kalimantan Barat yang dulu tak suka ikan lele,” kata Muhamad Abduh Nur Hidayat, penasihat Gapok Cahaya Kita.

Lele sangkuriang yang dirilis sebagai varietas unggul oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri pada 2004 ini lebih cepat dipanen dibandingkan jenis ikan lainnya dan tahan penyakit. Ukurannya lebih besar dibandingkan lele jenis lain. Dua bulan sudah bisa dipanen. Rasa dagingnya juga lebih gurih dibandingkan lele jenis lain. ”Karena itu, tak heran kalau lele sangkuriang disukai konsumen,” kata ”Letkol” Nasrudin.


Diambil dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/12/21/10190715/Nasrudin..Bapak.Lele.Sangkuriang

Distributor Bibit Lele Sangkuriang Sekarang ada Di Bandung tahun 2015

 DISTRIBUTOR PAKAN DAN BIBIT
LELE SANGKURIANG
BANDUNG 2015

Selain sebagai distributor bibit lele sangkuriang, kami menyediakan juga 

   Pakan Lele Khusus Budidaya
 




  Indukan Lele Sangkuriang




   Bibit Lele Sangkuriang 3cm - 15cm.
  



Serta membentuk tim pelatihan bagi siapa saja yang tertarik untuk menjalankan Usaha ini,,, dengan berbagi ilmu pengetahuan dan bertujuan untuk memajukan usaha budidaya lele sangkuriang.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
Customer Service kami di :
layanan telpon : 085720844586 / 083820979272

Format layanan sms : Nama (spasi) wilayah (spasi) pertanyaan.

                     contoh : Endang ujungberung mau menanyakan benih lele ready ukuran berapa dan
                                   harga berapa?

kirim ke no 085720844586 / 083820979272

085720844586 (IM3) / 083820979272 (Axis)
Email    : endang.engki.yogi@gmail.com 

Minggu, 13 Januari 2013

Peternakan Dan Budidaya Ikan Lele

Budidaya Lele Keluarga 

Panen 1

merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni. Permintaannya selalu ada, karena ikan ini banyak diminati. Terutama untuk dijadikan lauk makanan. iklan lele memang cukup di minati di masyarkat kita.

Salah satu tempat budidaya ikan lele terletak di Kabupaten Bandung, Desa Katapang Kabupaten Soreang Bandung. Yang merupakan salah satu usaha keluarga yang dimiliki oleh Bpk Endang. Letak kolam budidaya lele ini tidak jauh dari pusat kota Kabupaten Soreang Bandung.

Disini terdapat 8 kolam dengan ukuran 5 kali 4, yang berisi ribuan ekor ikan lele. Budidaya ikan lele di tempat ini dilakukan mulai dari pembenihan. Untuk proses pembenihan disini terdapat 3 paket induk lele yang berat per ekornya bisa mencapai 4 kilogram.

Benih ikan lele yang dihasilkan, berukuran antara 5 sampai 15 centimeter telah dapat dipasarkan. Harganya berkisar 200 hingga 500 rupiah per ekor. Pembesaran ikan lele di tempat ini, tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 2 bulan.

Memelihara ikan lele tergolong mudah. Karena tidak memerlukan air yang banyak dan tidak memerlukan air yang selalu bersih. Selain itu, ikan lele juga tahan terhadap penyakit, asalkan makanannya cukup.

Usahabudidaya lele ini memiliki prospek yang baik. Keuntungan yang diperoleh setiap bulan paling sedikit 3 juta rupiah. (Yogi Kustiawan PP)Sumber